Kamis, 29 November 2012
CREATE YOUR OWN HERO!!
You must try it, if you want to create your own hero. MARVEL have some funny game at official web
this is link for that application
http://marvel.com/games/play/31/create_your_own_superhero
SO WHAT DO YOU WAITING FOR?!!
CREATE YOUR HERO AND JOIN THE AVENGER
this is link for that application
http://marvel.com/games/play/31/create_your_own_superhero
SO WHAT DO YOU WAITING FOR?!!
CREATE YOUR HERO AND JOIN THE AVENGER
CAPTAIN AMERICA
Captain America adalah karakter fiksi, superhero yang muncul
dalam buku komik yang diterbitkan oleh Marvel Comics. Karakter pertama muncul
di Captain America Comics # 1 (menutup-tanggal Maret 1941), dari pendahulunya
1940 Marvel Comics ', Komik tepat waktu, dan telah dibuat oleh Joe Simon dan
Jack Kirby. Pada tahun 2007, diperkirakan 210 juta eksemplar dari "Captain
America" buku komik telah dijual di 75 negara. Selama hampir semua sejarah
publikasi karakter, Kapten Amerika adalah alter ego dari Steve Rogers,
seorang pemuda lemah yang ditingkatkan ke puncak kesempurnaan manusia oleh
serum eksperimental dalam rangka untuk membantu upaya perang Amerika Serikat.
Captain America memakai kostum yang dikenakan motif bendera Amerika, dan
dipersenjatai dengan perisai bisa dihancurkan yang dapat dilemparkan sebagai
senjata.
Sebuah penciptaan sengaja patriotik yang sering digambarkan
melawan kekuatan Axis Perang Dunia II, Kapten Amerika adalah karakter Komik
tepat waktu 'yang paling populer selama periode masa perang. Setelah perang
berakhir, popularitas karakter menyusut dan ia menghilang oleh 1950-an selain
dari kebangkitan naas pada tahun 1953. Captain America diperkenalkan kembali
selama Zaman Perak komik ketika ia kembali dari mati suri oleh tim superhero
Avengers dalam The Avengers # 4 (Maret 1964). Sejak itu, Captain America sering
memimpin tim, serta membintangi seri sendiri.
Steve Rogers konon dibunuh pada Captain America vol. 5, # 25
(Maret 2007), meskipun ia kemudian diturunkan menjadi hidup. Buku komik seri
Captain America terus diterbitkan, dengan sidekick mantan Rogers, James
"Bucky" Barnes, setelah diambil mantel, dan menjaganya agar tetap
atas desakan Rogers, yang setelah kembali mulai beroperasi sebagai agen
intelijen di judul Avengers Rahasia, dan dalam seri terbatas Steve Rogers:
Super Soldier, sebelum kembali identitas setelah Bucky tewas dalam menjalankan
tugas.
Kapten Amerika adalah Marvel Comics karakter pertama
diadaptasi menjadi media lain dengan rilis pada 1944 film seri Captain America.
Sejak itu, karakter telah ditampilkan dalam film-film lainnya beberapa serial
televisi, termasuk penggambaran Chris Evans 'di Captain America: The First
Avenger, dirilis pada tanggal 22 Juli 2011, dan The Avengers, yang dirilis pada
tanggal 4 Mei 2012. Captain America menduduki peringkat keenam di Atas IGN itu
100 Heroes Comic Book pada tahun 2011.
Sabtu, 17 November 2012
Gaya Hidup
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan
dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri
untuk merefleksikan status sosialnya. Gaya hidup merupakan frame of reference
yang dipakai sesorang dalam bertingkah laku dan konsekuensinya akan membentuk
pola perilaku tertentu.
Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan oleh orang
lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia membentuk image
di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang disandangnya. Untuk
merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status tertentu, yang
sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah stratifikasi sosial,
sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
Dalam struktur masyarakat modern,
status sosial haruslah diperjuangkan (achieved)
dan bukannya karena diberi atau berdasarkan garis
keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan penghargaan masyarakat
atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah mencapai suatu
prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu dalam
masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama untuk
meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.
Kepribadian
Kepribadian adalah seperangkat karakteristik psikologis
yang menentukan pola berpikir, merasakan dan bertindak, yaitu individualitas
pribadi dan sosial dari seseorang. Pembentukan kepribadian adalah proses
bertahap, kompleks dan unik untuk setiap individu. Istilah ini digunakan dalam
bahasa sehari-hari berarti "semua keunggulan dari seseorang,"
sehingga kita dapat mengatakan bahwa seseorang memiliki "tidak ada
kepribadian".
Psikologi kepribadian merupakan cabang dari studi
psikologi yaitu Kepribadian dan Perbedaan individu. Bidang kegiatannya berfokus
kepada :
Membangun gambaran koheren dari individu dan nya dan
Proses psikologis utama seseorang
Investigasi individu dengan Perbedaan antara orang yang
satu dengan yang lain dan bagaimana mereka bertindak tidaklah sama.
Investigasi sifat manusia-bagaimana orang yang sama
persis
"Kepribadian" dapat didefinisikan sebagai satu
set dinamis dan terorganisir dari karakteristik yang dimiliki oleh setiap orang
yang secara unik mempengaruhi kognisi nya, emosi, motivasi, dan perilaku dalam
berbagai situasi.
Kata "kepribadian" berasal dari bahasa Latin
persona yang berarti masker atau topeng. Secara signifikan, dalam teater dunia
Latin berbahasa kuno, topeng itu tidak digunakan sebagai perangkat plot untuk
menyamarkan identitas karakter, tetapi lebih merupakan konvensi yang digunakan
untuk mewakili atau melambangkan karakter tersebut.
Kepribadian juga dapat merujuk kepada pola-pola pikiran,
perasaan dan perilaku yang secara konsisten yang ditunjukkan oleh seorang
individu dari waktu ke waktu yang sangat mempengaruhi harapan, persepsi-diri,
nilai dan sikap, dan memprediksi reaksi kita terhadap orang lain, masalah dan
tekanan. Dalam sebuah kalimat, kepribadian bukan hanya siapa kita, Gordon
Allport (1937) dijelaskan dua cara utama untuk belajar kepribadian: yang
nomotetis dan idiografis tersebut. Psikologi nomotetis mencari hukum-hukum umum
yang dapat diterapkan untuk orang yang berbeda, seperti prinsip aktualisasi
diri, atau sifat extraversion. Psikologi idiografis merupakan upaya untuk
memahami aspek unik dari individu tertentu.
Konsep Diri
(Pengertian Konsep Diri dan Faktor-faktor yang
mempengaruhi Konsep Diri) – Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan
dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu
dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). Hal ini temasuk
persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan
lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan
serta keinginannya. Sedangkan menurut Beck, Willian dan Rawlin (1986)
menyatakan bahwa konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara
utuh, baik fisikal, emosional intelektual , sosial dan spiritual.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Stuart dan Sudeen ada beberapa faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan konsep diri. Faktor-foktor tersebut terdiri dari teori
perkembangan, Significant Other (orang yang terpenting atau yang terdekat) dan
Self Perception (persepsi diri sendiri), untuk lebih jelasnya mari kita baca
lebih lanjut tentang “Faktor yang mempengaruhi Konsep Diri” berikut ini:
1. Teori perkembangan
Konsep diri belum ada waktu lahir, kemudian berkembang
secara bertahap sejak lahir seperti mulai mengenal dan membedakan dirinya dan
orang lain. Dalam melakukan kegiatannya memiliki batasan diri yang terpisah
dari lingkungan dan berkembang melalui kegiatan eksplorasi lingkungan melalui
bahasa, pengalaman atau pengenalan tubuh, nama panggilan, pangalaman budaya dan
hubungan interpersonal, kemampuan pada area tertentu yang dinilai oleh diri
sendiri atau masyarakat serta aktualisasi diri dengan merealisasi potensi yang
nyata.
2. Significant Other (orang yang terpenting atau yang
terdekat)
Dimana konsep diri dipelajari melalui kontak dan
pengalaman dengan orang lain, belajar diri sendiri melalui cermin orang lain
yaitu dengan cara pandangan diri merupakan interprestasi diri pandangan orang
lain terhadap diri, anak sangat dipengaruhi orang yang dekat, remaja
dipengaruhi oleh orang lain yang dekat dengan dirinya, pengaruh orang dekat
atau orang penting sepanjang siklus hidup, pengaruh budaya dan sosialisasi.
3. Self Perception (persepsi diri sendiri)
Yaitu persepsi individu terhadap diri sendiri dan
penilaiannya, serta persepsi individu terhadap pengalamannya akan situasi
tertentu. Konsep diri dapat dibentuk melalui pandangan diri dan pengalaman yang
positif. Sehingga konsep merupakan aspek yang kritikal dan dasar dari prilaku
individu. Individu dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih
efektif yang dapat berfungsi lebih efektif yang dapat dilihat dari kemampuan
interpersonal, kemampuan intelektual dan penguasaan lingkungan. Sedangkan
konsep diri yang negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang
terganggu.
Pengertian Dan Jenis Jenis MOTIVASI
a. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
Sebelum sampai pada motivasi, maka penulis terlebih
dahulu akan menjelaskan kata “motiv” terlebih dahulu, karena kata “motiv” muncul terlebih dahulu sebelum kata
“motivasi’. Kedua hal tersebut merupakan daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan
sesuatu. Motiv dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal (kesiapan, dan
kesiagaan). Yang berawal dari kata “motiv” itu, maka motivasi dapat
diartikan sebagai daya penggerak yang
telah aktif pada saat-saat tertentu
terutama apabila kebutuhan untuk
mencapai tujuan sangat dirasakan
mendesak. Pengertian Motivasi Menurut Para Ahli
Sujono Trimo memberikan pengertian motivasi adalah suatu
kekuatan penggerak dalam prilaku individu dalam prilaku individu baik yang
akam menentukan arah maupun daya ahan (perintence) tiap perilaku manusia yang didalamnya terkandung
pula ungsur-ungsur emosional insane yang berasangkutan
Dari uraian diatas dapat di sipulkan bahwa motivasi secara etimologi adalah dorongan atau daya penggerak yang ada daya penggerak yang berada dalam diri seseorang untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai sebuah tujuan.
Sedangkan secara terminonologi banyak para ahli yang memberikan batasan
tentang pengertian motivasi diantaranya adalah:
Menurut Sartain, Motivasi adalah suatu pertanyaan yang
komplek dimana dalam suatu organisme yang mengarahkan tingkah laku terhadap
suatu tujuan (goal ) atau perangsang.
Menurut Chifford T. Morgan, motivasi bertalian dengan
tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari pada motivasi. Ketiga hal
tersebut adalah keadaan yang mendorong
tingkah laku (Motiving states), yaitu tingkah laku yang didorong oleh
keadaan tersebut (Motiving Behavior), dan tujuan dari tingkah laku tersebut
(Goal or Endsof Such Behavior).
Menurut Fredrick J. Mc Donal, memberikan sebuah
pernyataan yaitu motivasi adalah perubahan energi pada diri dari seseorang yang
ditantai dengan perasaan dan juga reaksi
untuk mencapai sebuah tujuan.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa motivasi dapat dipandang sebagai
fungsi, berarti motivasi berfungsi sebagai daya enggerak dari dalam individu untuk melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai tujuan. Motivasi
dipandang dari segi proses, berarti
motivasi dapat dirangsang oleh factor luar, untuk menimbulkan motivasi dalam
diri siswa yang melalui proses rangsangan belajar sehingga dapat mencapai tujuan yang di kehendaki. Motivasi
daipandang dari segi tujuan, berarti
motivasi merupakan sasaran stimulus yang akan dicapai. Jika seorang mempunyai
keinginan untuk belajar suatu hal, maka dia akan termotivasi untuk mencapainya.
b. Macam-macam Motivasi Menurut Para Ahli
Para ahli psikologi berusaha menggolongkan motivasi yang
ada dalam diri manusia atau suatu organisme kedalam beberapa golongan.
Amir Dien Indra Kusuma
dalam bukunya “ Pengantar Ilmu Pendidikan” membagi motivasi menjadi dua bagian, yaitu:
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi
yang berasal dari dalam diri anak itu sendiri, dan motivasi ekstrinsik adalah
motivasi dari luar anak.
Sedangkan Sudarman AM. Mengemukakan bahwa motivasi
intrinsik adalah motiv-motiv yang menjadi aktif atau berfungsi tidak perlu
rangsangan dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
Sedangkan nmenurut Sumadi Suryabrata, motivasi intrinsik
adalah motiv-motiv yang fungsinya tidak perlu dirangsang dari luar.
Sedangkan devinisi dari motivasi instrinsik menurut
pendapat lain tentang motivasi adalah
tenaga pendorong yang berasal
dari luar diri anak.
Berdasarkan definisi diatas, maka dapat difahami bahwa
motivasi ekstrinsik pada hakekatnya adalah dorongan yang berasal dari luar
seseorang. Motivasi ekstrinsik yang positif seperti gabjaran, pujian, hadiah
dan lain sebagainya dapat merangsang kegiatan anak untuk giat belajar.
c. Fungsi Motivasi Menurut Para Ahli
Menurut M. Ngalim Purwanto ada tiga fungsi motivasi dalam
belajar, yaitu:
Mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Motif itu
berfungsi sebagai penggerak atau motor yang memberi energi (kekuatan) seseorang
untuk melakukan suatu tugas.
Motif itu merupakan arah perbuatan, yakni kearah
perwujutan cita-cita atau suatu tujuan.
Motiv itu menyeleksi suatu perbuatan kita, artinya
menentukan perbuatan-perbuatan yang mana harus dilakukan, yang serasi, guna
mencapai tujuan itu dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat
bagi tujuan itu.
Hal ini di pertegas lagi oleh pendapat Dr. S. Nasution,
MA. Bahwa fungsi motivasi adalah sebagai berikut.
Mendorong manusia untuk berbuat. Jadi sebagai pengerak
atau motor yang memerlukan energi.
Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang ingin
dicapai.
Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan
perbuatan-perbuatan apa yang harus dilakukan yang serasi guna mencapai tujuan itu,
dengan mengenyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.
Mulyadi dalam bukunya “Psikologi pendidikan”
mengungkapkan pendapat De Cocco, tentang masalah motivasional yang dihadapi
guru dalam rangka menghadapi situasi dan memelihara suasana belajar, yaitu
empat macam fungsi motivasi.
Fungsi Penggugahan (Arousal Function) Maksudnya adalah
belajar tidak akan terjadi apabila tidak ada penggugah atau minat secara emosional yang telah ada pada diri siswa.
Setela siswa tergugah minatnya, maka tugas guru selanjutnya adalah mengikat perhatian siswa agar
senantiasa terikat dalam suasana belajar.
Fungsi Penggarapan (Expectancy Function) Artinya jika ada
dorongan belajar belum muncul pada diri
siswa dan pada dirinya ditetapkan
segemgam harapan untuk memahami, memiliki dan juga menguasai kecakapan,
ketrampulan dan juga pengetahuan setelah menyelesaikan tugas belajarnya.
Fungsi Pengajaran (Incentive Function) Untuk mendorong
siswa belajar secara optimal, guru perlu memberi ganjaran ataupun hadiah yang
setimpal dengan usaha siswa dalam mencapai apa yang diinginkan, siswa yang
merasa mudah dapat memecahkan dan juga menyelesaikan persoalan yang dihadapinya
akan menjadi puas dan kepuasan itu membentuk semacam “Reward” bagi dirinya.
Fungsi Pengaturan Tingkah Laku (Diciplinary Function)
Agar belajar berjalan secara optimal diperlukan adanya pengaturan tingkah laku
secara optimal dan juga relevan dengan keadaan siswa. Guru wajib menanamkan
disiplin pada diri siswa agar senantiasa mereka berada dalam situasi belajar.
d. Hal-hal Yang Dapat Menimbulkan Motivasi Belajar
Diatas telah dibahas macam-macam motivasi. Bahwa motivasi
itu ada dua macam, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Hal-hal yang dapat menimbulkan motivasi intrinsik adalah:
Adanya Kebutuhan.:
Dengan adanya kebutuhan maka hal ini menjadi motivasi
bagi anak didik untuk berbuat dan berusaha, misalnya: anak ingin mengetahui isi
cerita dari buku sejarah, keinginan untuk mengetahui isi tersebut menjadi
pendorong yang kuat bagi anak untuk belajar membaca.
Adanya Pengetahuan tentang Kemajuan Sendiri.:
Dengan mengetahui hasil dan presentasi diri, seperti
apakah ia mendapat kemajuan atau tidak, hal ini menjadi pendorong bagi anak
untuk belajar lebih giat lagi. Jadi dengan adanya pengetahuan sendiri tentang
kemajuannya, maka motivasi tersebut akan timbul.
Adanya Aspirasi atau Cita-cita:
Bahwa manusia itu tidak akan terlepas dari cita-cita, hal
ini tergantung dari tingkat umur manusia itu sendiri. Mungkin anak kecil belum
mempunyai cita-cita, akan tetapi semakin besar usia seseorang semakin jelas dan
juga tegas dan semakin mengetahui jati dirinya dan juga cita-citanya yang ingin
ia capainya.
Adapun hal-hal yang adapat menimbulkan motivasi
ekstrinsik adalah:
Ganjaran :
Menurut Amir Dien Indra Kusuma, ganjaran adalah merupakan
alat pendidikan represif dan positif. Ganjaran adalah juga merupakan alat
motivasi, yaitu alat yang bisa menimbulkan motivasi Ekstrinsik
Hukuman :
Menurut Amir Dien Indra Kusuma, satu-satunya hukuman yang
dapat diterima dalam dunia pendidikan adalah hukuman yang bersifat memperbaiki
hukuman yang bisa menyadarkan anak kepada keinsyafan atas kesalahan yang telah diperbuatnya.
Persaingan.
Sudah jelas bahwa persaingan ini mempunyai insentif yang
penting dalam pengajaran. Apabila persaingan diadakan dalam suasana yang fair,
maka hal ini akan merupakan motivasi
dalam “Academic Achievement” akan tetapi
persaingan akan mempunyai efek yang lainnya. Disamping itu “Academic
Achievement” itu sendiri dan jika
persaingan itu dijalankan dengan intensif, maka:
Murid yang terbelakang akan mengundurkan diri dan juga
putus asa.
Murid yang tergolong sedang maka hal ini akn menimbulkan ketegangan emosional, kekhawatiran, ataupun
sikap acuh. Untuk murid yang termasuk pandai maka persaingan yang insentif akan
menimbulkan optimis terhadap kemampuan mereka, yang seringkali menimbulkan
keseimbangan.
Pengertian Sikap
Pengertian Sikap - Sikap merupakan reaksi atau respon
seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau obyek (Soekidjo N,
2003). Newcomb dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa sikap merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanan motif
tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi
adalah merupakan “pre-disposisi” tindakan atau perilaku. Sikap masih merupakan
reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka.
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi / reaksi terhadap
suatu obyek, memihak / tidak memihak yang merupakan keteraturan tertentu dalam
hal perasaan (afeksi), pemikiran (kognisi) dan predisposisi tindakan (konasi) seseorang terhadap suatu aspek di
lingkungan sekitarnya (Saifudin A, 2005).
Komponen Sikap
Menurut Azwar (2005), komponen-komponen sikap adalah :
1 Kognitif
Kognitif terbentuk dari pengetahuan dan informasi yang
diterima yang selanjutnya diproses menghasilkan suatu keputusan untuk
bertindak.
2 Afektif
Menyangkut masalah emosional subyektif sosial terhadap
suatu obyek, secara umum komponen ini
disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap suatu obyek.
3 Konatif
Menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan
berperilaku yang ada dalam diri
seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapinya.
Tingkatan Sikap
Berbagai tingkatan menurut Notoatmodjo (2003) tediri dari
:
1 Menerima
(Receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).
2 Merespon
(Responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan sesuatu
dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap.
3 Menghargai
(Valuting)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan/mendiskusikan suatu
masalah adalah suatu indikasi sikap.
4 Bertanggung
jawab (Responsile)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah
dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi.
Macam Sikap
Menurut Heri Purwanto (1998)
1 Sikap Positif,
kecenderungan tindakan adalah mendekati, menyenangi dan mengharapkan obyek
tertentu.
2 Sikap negatif,
terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai
obyek tertentu.
Daftar Pustaka
Soekidjo, Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Saifudin, Azwar. 2005. Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Heri, Purwanto. 1998. Pengantar Perilaku Manusia Untuk
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Pengertian Executive Muda dan Ceruk
Executive Muda adalah seseorang yang sudah bisa dikatakan sukses dalam
berkarir, baik sebagai pegawai maupun sebagai wirausahawan, yang memiliki omset
pendapatan cukup tinggi. Dan biasanya mereka itu masih di bilang umur - umur
yang terbilang masih sangat muda, kisaran 23 tahun sampai dengan 30an.
Ceruk adalah suatu kelompok kecil yang mempunyai kekuatan besar
Ceruk adalah suatu kelompok kecil yang mempunyai kekuatan besar
Pengertian Niche
1. Posisi /
aktifitas yang cocok bagi bakat dan kepribadian seseorang sehingga dia bisa
sukses berkembang dalam area keahlian tsb.
2. Pasar yg
telah terkonsentrasi. Pangsa pasar yg terspesialisasi pada satu jenis produk
atau layanan.
Niche memang merupakan frase kata untuk topik atau subjek
tertentu yang fokus dan potensial diminati oleh kelompok tertentu (popular).
Dalam tata bahasa Indonesia kata niche dapat diartikan sebagai “ceruk”. Menurut
wikipedia kata niche diberi pengertian sebagai ‘bagian dari sektor pasar yang
fokus dan ditargetkan’.
Window Shopping
Adalah prilaku dimana konsumen yang mendatangi tempat
perbelanjaan seperti mall, pertokoan, dll. yang hanya datang untuk melihat lihat
barang yang di pajang oleh penjual dari luar kaca/ etalase toko tersebut, yang
nantinya akan menimbulkan persaan senang konsumen tersebut dengan membayangkan
si konsumen telah membeli atau menggunakan barang yang di pajang oleh penjual
tersebut. Yang nanti nya akan menarik minat konsumen membeli di kemudian hari.
Definisi Impulse Buying
impulse buying
adalah perilaku orang yang tidak merencanakan sesuatu dalam berbelanja.
Konsumen yang melakukan impulse buying tidak berpikir untuk membeli produk atau
merek tertentu. Mereka langsung melakukan pembelian karena ketertarikan pada
merek atau produk saat itu juga. Rook dan Fisher misalnya pernah mendefinisikan
impulse buying sebagai kecenderungan
konsumen untuk membeli secara spontan, reflek,tiba-tiba, dan otomatis.Dari
definisi ini terlihat bahwa
impulse buying merupakan sesuatu yang alamiahdan
merupakan reaksi yang cepat. Namun demikian, dalam situasi dan waktu apa
ituterjadi, memang tidak dijelaskan. Jadi impulse buying ini bisa terjadi di
mana saja dankapan saja. Termasuk pada saat melihat iklan di televisi atau
billboard, dan kemudian sikonsumen langsung membeli. Namun demikian, istilah
ini lebih sering dipakai di duniaritel.
impulse buying terjadi pada saat si konsumen masuk ke
toko ritel dan ternyatamembeli produk di ritel tersebut tanpa merencanakan
sebelumnya.
Hal-hal yang Mempengaruhi Konsumen untuk Melakukan
Impulse Buying
Ada beberapa hal yang mempengaruhi konsumen untuk
melakukan
impulse buying, yaitu :
1. Produk
yang memiliki kesempatan untuk terjadinya impulse buying umumnyaadalah produk
yang memiliki harga rendah sehingga konsumen tidak perlu berpikir untuk
menghitung bajet yang dimilikinya.
2.
Produk-produk yang memiliki mass advertising, sehingga ketika berbelanja
sikonsumen ingat bahwa produk tersebut pernah diiklankan di televisi.
3.
Produk-produk dalam ukuran kecil ringan dan mudah disimpan.
Biasanya,konsumen mengambil produk ini karena dianggap murah dan tidak
terlalumembebani keranjang atau kereta belanjanya.
4. Hal
lain yang bisa mempengaruhi orang melakukan impulse buying adalah produk
self-service . Misalnya si konsumen bisa menuang sendiri minumannya
ataukonsumen bisa langsung memanaskan makanannya lewat microwave. Selain
itu,kemampuan si pemasar membuat visualisasi yang baik juga bisa
menciptakanimpulse buying.
Pengertian Prilaku Konsumen
Menurut Engel, Blackwell dan
Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “…. Those actions directly involved
in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the
decision processes that precede and follow this action” (p.3).
Perilaku konsumen merupakan
tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi,
dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut.
Menurut Mowen (1995), “ Consumer
behavior is defined as the study of the buying units and the exchange processes
involved in acquiring, consume, disposing of goods, services, experiences, and
ideas” (p.5).
Perilaku konsumen adalah
aktivitas seseorang saat mendapatkan, mengkonsumsi, dan membuang barang atau
jasa (Blackwell, Miniard, & Engel, 2001). Sedangkan The American Marketing
Association mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis dari
pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran
aspek hidupnya. Dalam kata lain perilaku konsumen mengikutkan pikiran dan
perasaan yang dialami manusia dan aksi yang dilakukan saat proses konsumsi
(Peter & Olson, 2005). Perilaku konsumen menitikberatkan pada aktivitas
yang berhubungan dengan konsumsi dari individu. Perilaku konsumen berhubungan
dengan alasan dan tekanan yang mempengaruhi pemilihan, pembelian, penggunaan,
dan pembuangan barang dan jasa yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan dan
keinginan pribadi (Hanna & Wozniak, 2001).
Tipe – Tipe Perilaku
Pembelian
Menurut Wilkie (1990), tipe
perilaku konsumen dalam melakukan pembelian dikelompokkan menjadi empat
berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat keterlibatan diferensiasi
merek, yang dijelaskan sebagai berikut :
a. Budget Allocation
(Pengalokasian budget)
Pilihan konsumen terhadap
suatu barang dipengaruhi oleh cara bagaimana membelanjakan atau menyimpan dana
yang tersedia, kapan waktu yang tepat untuk membelanjakan uang dan apakah perlu
melakukan pinjaman untuk melakukan pembelian.
b. Product Purchase or Not
(Membeli produk atau tidak)
Perilaku pembelian yang
menggambarkan pilihan yang dibuat oleh konsumen, berkenaan dengan tiap kategori
produk atau jasa itu sendiri.
c. Store Patronage
(Pemilihan tempat untuk mendapatkan produk)
Perilaku pembelian
berdasarkan pilihan konsumen, berdasarkan tempat atau di mana konsumen akan
melaksanakan pembelian produk atau jasa tersebut. Misalnya, apakah lokasi
bakery menjadi salah satu faktor yang menentukan konsumen dalam melakukan
proses pembelian.
d. Brand and Style Decision
(Keputusan atas merek dan gaya)
Pilihan konsumen untuk
memutuskan secara terperinci mengenai produk apa yang sebenarnya ingin dibeli.
sifat dari perilaku konsumen
yaitu:
1. Consumer Behavior Is
Dynamic
Perilaku konsumen dikatakan
dinamis karena proses berpikir, merasakan, dan aksi dari setiap individu
konsumen, kelompok konsumen, dan perhimpunan besar konsumen selalu berubah
secara konstan. Sifat yang dinamis demikian menyebabkan pengembangan strategi
pemasaran menjadi sangat menantang sekaligus sulit. Suatu strategi dapat
berhasil pada suatu saat dan tempat tertentu tapi gagal pada saat dan tempat
lain. Karena itu suatu perusahaan harus senantiasa melakukan inovasi-inovasi
secara berkala untuk meraih
konsumennya.
2. Consumer Behavior
Involves Interactions
Dalam perilaku konsumen
terdapat interaksi antara pemikiran, perasaan, dan tindakan manusia, serta
lingkungan. Semakin dalam suatu perusahaan memahami bagaimana interaksi
tersebut mempengaruhi konsumen semakin baik perusahaan tersebut dalam memuaskan
kebutuhan dan keinginan konsumen serta memberikan value atau nilai bagi
konsumen.
3. Consumer Behavior
Involves Exchange
Perilaku konsumen melibatkan
pertukaran antara manusia. Dalam kata lain seseorang memberikan sesuatu untuk
orang lain dan menerima sesuatu sebagai gantinya.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku Pelanggan
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku pelanggan. Faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi 2
bagian yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri pribadi seorang
konsumen dan faktor-faktor yang berasal dari lingkungan sekitar seorang
konsumen.
A. Individual Determinants
of Consumer Behavior
1. Demografis, psikografis,
dan kepribadian
Demografis berhubungan
dengan ukuran, struktur, dan pendistribusian populasi. Demografis berperan
penting dalam pemasaran. Demografis membantu peramalan trend suatu produk
bertahun-tahun mendatang serta perubahan permintaan dan pola konsumsi.
Psikografis adalah sebuah
teknik operasional untuk mengukur gaya hidup. Dalam kata lain psikografis
adalah penelitian mengenai profil psikologi dari konsumen. Psikografis
memberikan pengukuran secara kuantitatif maupun kualitatif. Bila demografis
menjelaskan siapa yang membeli suatu produk, psikografis menekankan pada
penjelasan mengapa produk tersebut dibeli. Sangat penting untuk meneliti faktor
psikografis termasuk kepercayaan dan nilai karena kesuksesan industri organik
akan bergantung pada tingkat kemampuan memobilisasi konsumen untuk menerima
produk organik (Lea & Worsley, 2005).
Kepribadian dalam bidang
pemasaran memiliki arti sebagai respon yang konsisten terhadap pengaruh
lingkungan. Kepribadian adalah tampilan psikologi individu yang unik dimana
mempengaruhi secara konsisten bagaimana seseorang merespon lingkungannya.
2. Motivasi konsumen
Dalam menjawab pertanyaan
mengenai mengapa seseorang membeli produk tertentu, hal ini berhubungan dengan
motivasi seorang konsumen. Motivasi konsumen mewakili dorongan untuk memuaskan
kebutuhan baik yang bersifat fisiologis maupun psikologis melalui pembelian dan
penggunaan suatu produk.
3. Pengetahuan konsumen
Pengetahuan konsumen dapat
diartikan sebagai himpunan dari jumlah total atas informasi yang dimemori yang
relevan dengan pembelian produk dan penggunaan produk. Misalnya apakah makanan
organik itu, kandungan nutrisi yang terdapat di dalamnya, manfaatnya bagi
kesehatan, dan lain-lain.
4. Intensi, sikap,
kepercayaan, dan perasaan konsumen
Intensi adalah pendapat
subjektif mengenai bagaimana seseorang bersikap di masa depan. Ada beberapa
jenis intensi konsumen. Intensi pembelian adalah pendapat mengenai apa yang
akan dibeli. Intensi pembelian kembali adalah apakah akan membeli barang yang
sama dengan sebelumnya. Intensi pembelanjaan adalah dimana konsumen akan
merencanakan sebuah produk akan dibeli. Intensi pengeluaran adalah berapa
banyak uang yang akan digunakan. Intensi pencarian mengindikasikan keinginan
seseorang untuk melakukan pencarian. Intensi konsumsi adalah keinginan seseorang
untuk terikat dalam aktifitas konsumsi.
Sikap mewakili apa yang
disukai maupun tidak disukai oleh seseorang. Sikap seorang konsumen mendorong
konsumen untuk melakukan pemilihan terhadap beberapa produk. Sehingga sikap
terkadang diukur dalam bentuk preferensi atau pilihan konsumen. Preferensi itu
sendiri dapat dikatakan sebagai suatu sikap terhadap sebuah objek dan relasinya
terhadap objek lain. Kepercayaan dapat didefinisikan sebagai penilaian
subjektif mengenai hubungan antara dua atau lebih benda. Suatu kepercayaan
dibentuk dari
pengetahuan. Apa yang telah
seseorang pelajari mengenai suatu produk mendorong timbulnya kepercayaan
tertentu mengenai produk tersebut. Perasaan adalah suatu keadaan yang memiliki
pengaruh (seperti mood seseorang) atau reaksi. Perasaan dapat bersifat positif
maupun negatif tergantung kepada setiap individu. Perasaan juga memiliki
pengaruh terhadap penentuan sikap seorang konsumen.
B. Environmental Influences
on Consumer Behavior
1. Budaya, etnisitas, dan
kelas sosial
Budaya adalah kumpulan
nilai, ide, artefak, dan simbol-simbol lain yang membantu seseorang untuk
berkomunikasi, mengartikan, dan mengevaluasi sebagai bagian dari suatu
lingkungan. Budaya terbagi menjadi dua yaitu abstrak dan elemen material yang
memberikan kemampuan bagi seseorang untuk mendefinisikan, mengevaluasi, dan
membedakan antarbudaya. Elemen abstrak terdiri atas nilai-nilai, sikap, ide,
tipe kepribadian, dan kesimpulan gagasan seperti agama atau politik. Material
komponen terdiri atas benda-benda seperti buku, komputer, gedung, peralatan,
dan lain-lain.
Etnisitas adalah suatu
elemen penting dalam menentukan suatu budaya dan memprediksi keinginan dan
perilaku konsumen. Perilaku konsumen adalah suatu fungsi dari perasaan
etnisitas sebagaimana dengan identitas budaya, keadaan sosial, dan tipe produk.
Kelas sosial dapat
didefinisikan sebagai divisi yang bersifat relatif permanen dan homogenus dalam
suatu kumpulan sosial dimana individual atau keluarga saling bertukar nilai,
gaya hidup, ketertarikan, kekayaan, status, pendidikan, posisi ekonomi, dan
perilaku yang sama. Penelitian pemasaran seringkali berfokus pada
variabel-variabel kelas sosial karena penentuan produk apa yang akan dibeli
oleh konsumen ditentukan oleh kelas sosial.
2. Keluarga dan pengaruh rumah
tangga
Secara ilmiah keluarga dapat
diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang
berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan
rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang
menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi
sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga
untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.
3. Kelompok dan pengaruh
personal
Suatu perilaku konsumen tak
lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group
adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu
secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik,
kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi
dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas
individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan
mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga,
reference group menjadi alat
untuk mendapatkan pemenuhan
norma dalam sebuah kelompok sosial.
Minggu, 11 November 2012
Pengambilan Keputusan Konsumen
A.Setelah
konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan
membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh
yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen.
Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta
pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk
menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh
konsumen.
B.Konsep
Keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini;
Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .
Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
Aspek-aspek pemilihan keputusan
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini;
Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .
Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
Aspek-aspek pemilihan keputusan
-Produk yang murah
- Produk yang lebih mahal
-Pembelian yang
sering - Pembelian yan jarang
-Keterlibatan
rendah - Keterlibatan tinggi
-Kelas produk
dan merek kurang terkenal- Kelas produk dan merek terkenal
-Pembelian
dengan pertimbangan dan - Pembelian dengan pertimbangan
-Pencarian yang
kurang matang. dan pencarian intensif
C. Analiis Pengambilan Keputusan oleh
Konsumen
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis
pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
-Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man. Tidak reatistis karena;
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man. Tidak reatistis karena;
1.Manusia
memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan dan gerak.
Contoh; orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas bertanya.
Contoh; orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas bertanya.
2. Manusia
dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan.
Contoh; seorang perempuan yang ingin menghangatkan badan tidak harus pergi ke kota untuk membeli ronde, cukup dengan membuat kopi panas untuk memenuhi tujuannya.
Contoh; seorang perempuan yang ingin menghangatkan badan tidak harus pergi ke kota untuk membeli ronde, cukup dengan membuat kopi panas untuk memenuhi tujuannya.
3. Manusia
dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.
Tidak semua informasi mengenai produk bisa mereka pahami, kriteria evaluasi yang ingin mereka bentuk pun tidak akan setepat economic man. Konsumen tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis, konsumen pada dasarnya pasrah pada kepentingan sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional.
Kelemahannya adalah pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting dalam setiap pembelian yang dilakukan, baik dalam mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan.
Tidak semua informasi mengenai produk bisa mereka pahami, kriteria evaluasi yang ingin mereka bentuk pun tidak akan setepat economic man. Konsumen tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis, konsumen pada dasarnya pasrah pada kepentingan sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional.
Kelemahannya adalah pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting dalam setiap pembelian yang dilakukan, baik dalam mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan.
-Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
-Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi.
anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.
D.Model Sederhana untuk menggambarkan
pengambilan keputusan konsumen.
1.Pengaruh
Eksternal
2.Usaha-usaha
pemasaran pemasaran
3.Lingkungan
social budaya: keluarga, sumber informal, sumber non komersial, kelas social,
budaya dan sub budaya
4.Pengambilan
Keputusan Pada Konsumen
5.Sadar akan
kebutuhan
6.Mencari
sebelum membeli
7.Mengevaluasi
alternatif
-Area psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap
-Perilaku Setelah Keputusan
Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang
Evaluasi Setelah Pembelian
-Area psikologis
a. Motivasi
b. Persepsi
c. Pembelajaran
d. Kepribadian
e. Sikap
-Perilaku Setelah Keputusan
Pembelian
a. Percobaan
b. Pembelian ulang
Evaluasi Setelah Pembelian
* Input
Komponen input merupakan pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
Komponen input merupakan pengaruh eksternal sebagai sumber informasi tentang produk tertentu yang mempengaruhi nilai yang berhubungan dengan produk, sikap dan perilaku konsumen.
> Input Pemasaran, aktivitas
pemasaran yang merupakan usaha langsung untuk menjangkau, menginformasikan, dan
membujuk konsumen agar membeli dan menggunakan produk tertentu. Usaha melalui
4P, yaitu Product, Price, Place, Promotion.
> Pengaruh Sosial Budaya,
membujuk konsumen karena adanya lingkungan sosial budaya seperti keluarga,
sumber informal, sumber non komersial, kelas sosial, budaya dan sub budaya.
*
Proses
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
> Sadar akan kebutuhan, konsumen menyadari akan adanya kebutuhan ketika menghadapi suatu masalah.
> Pencarian pra beli, konsumen berada pada tingkatan ini jika ia memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk.
> Evaluasi terhadap alternative, konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu
>Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk digunakan dalam memilih.
>Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.
Merupakan tahap yang memfokuskan pada cara konsumen mengambil keputusan. Berbagai faktor psikologis yang melekat pada setiap individu, mempengaruhi input dari luar pada tahap input mempengaruhi pengenalan konsumen terhadap kebutuhan, pencarian informasi sebelum pembelian, dan evaluasi terhadap berbagai alternative.
> Sadar akan kebutuhan, konsumen menyadari akan adanya kebutuhan ketika menghadapi suatu masalah.
> Pencarian pra beli, konsumen berada pada tingkatan ini jika ia memerlukan informasi yang akan digunakan sebagai dasar menentukan pilihan produk.
> Evaluasi terhadap alternative, konsumen cenderung menggunakan dua tipe informasi, yaitu
>Mengetahui merek yang konsumen rencanakan untuk digunakan dalam memilih.
>Kriteria yang akan digunakan untuk mengevaluasi tiap-tiap merek.
*Output
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan, yaitu :
Dua macam kegiatan pasca keputusan yang saling berhubungan, yaitu :
- Perilaku beli
- Evaluasi
pasca beli
Jenis-jenis situasi dalam proses
pengambilan keputusan konsumen :
1). Situasi Komunikasi : situasi pada waktu
konsumen menerima informasi, mempengaruhi perilaku konsumen. Bila konsumen sedang
membutuhkan produk, maka dia akan berada dalam situasi yang kondusif untuk
menerima informasi itu dan membentuk persepsi yang penting tentang produk.
Apabila seseorang baru saja mengetahui bahwa dia gagal dalam ujiannya, dia
tidak akan memperhatikan komunikasi pemasaran yang sedang berlangsung.
2). Situasi
Pembelian : situasi dapat pula mempengaruhi situasi pembelian. Bila
seseorang berbelanja sendiri, dia tidak akan melakukan banyak pencarian
informasi, seperti apabila dia pergi dengan teman-temannya ataupun keluarga
nya.
3).Situasi Penggunaan : pada waktu orang
ingin menjamu tamu yang penting bagi dia, dia tidak akan memakai alat-alat
makan yang biasa dia pakai, tetapi akan membutuhkan peralatan makan yang lebih
bagus.
4).Situasi Penggantian Produk : keputusan
untuk membuang bungkus produk sebelum dan sesudah konsumsi, dan keputusan untuk
menyingkirkan produk yang sudah tidak dipakai lagi.
E.Sifat-sifat Pengaruh Situasional
Pengaruh situasional adalah faktor-faktor yang penting dalam waktu dan di tempat pengamatan yang tidak ada hubungannya dengan atribut pribadi ataupun stimulus, mempunyai efek yang sistematis dan bisa dilihat, terhadap perilaku seseorang. Jadi, situasi merupakan faktor-faktor di luar dan dipisahkan dari produk dan atau iklan tentang produk yang mempengaruhi konsumen. Konsumen tidak merespon stimulus pemasaran itu saja, tetapi bersama-sama dengan situasi.
E.1.Klasifikasi Situasional
E.Sifat-sifat Pengaruh Situasional
Pengaruh situasional adalah faktor-faktor yang penting dalam waktu dan di tempat pengamatan yang tidak ada hubungannya dengan atribut pribadi ataupun stimulus, mempunyai efek yang sistematis dan bisa dilihat, terhadap perilaku seseorang. Jadi, situasi merupakan faktor-faktor di luar dan dipisahkan dari produk dan atau iklan tentang produk yang mempengaruhi konsumen. Konsumen tidak merespon stimulus pemasaran itu saja, tetapi bersama-sama dengan situasi.
E.1.Klasifikasi Situasional
-Lingkungan Fisik : termasuk dekorasi,
suara, aroma, pencahayaan, cuaca dan susunan barang dagangan (produk) dan
benda-benda lain yang mengelilingi obyek stimulus.
-Lingkungan Sosial : adalah
individu-individu yang juga hadir atau berada di tempat yang sama pada waktu
pembelian atau konsumsi. Walaupun tampaknya orang membeli dan berbelanja dengan
maksud mendapatkan produk tertentu, Konsumen akan merasa nyama saat berbelanja
di suatu tempat yang di datangi oleh konsumen-konsumen lain yang kelas nya
sama.
-Lingkungan Waktu : waktu yang tersedia
untuk berbelanja, sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk menentukan
pilihannya. Contoh; Layanan antar cepat.
-Tujuan Konsumsi : Marketer membagi
tujuan itu menjadi pembelian untuk digunakan atau dikonsumsi sendiri dan
pembelian untuk diberikan kepada orang lain sebagai hadiah. Dalam pembelian
untuk digunakan sendiri, konsumen lebih yakin tentang apa yang sudah
diputuskannya. Maka pertimbangan dan proses pengambilan keputusan konsumen akan
menjadi rumit dan memerlukan waktu yang agak lama.
-Suasana hati Konsumen dan atau Kondisi
Sementara saat Pembelian : Suasana hati yang positif mendorong pembelian
impulsive. Harus di perhatikan Kondisi sementara konsumen, seperti lelah,
gembira, marah,kecewa akan mempengaruhi keputusan yang akan di pilih konsumen.
- Situasi Hari-hari tertentu (hari-hari
besar): situasi ini adalah perilaku yang sering berhubungan yang mempunyai
arti simbolik dan dilakukan untuk merespon peristiwa-peristiwa sosial. Contoh;
Konsumen yang beragama Kristen akan banyak yang membeli peralatan natal pada
saat akan merayakan hari natal
KESIMPULAN
Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal maupun internal
-faktor-faktor eksternal, seperti informasi pemasaran dan lingkungan sosial budaya, faktor-faktor –faktor-faktor internal , misalnya motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan pengalaman. Pengambilan keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh situasi dimana proses dan perilaku beli terjadi. Situasi komunikasi, situasi pembelian, situasi penggunaan dan situasi penyingkiran produk, semuanya menentukan keputusan beli. Lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tujuan pembelian, konsumsi dan suasana hati tidak dapat diabaikan sebagai unsur-unsur yang sangat penting dalam keputusan membeli. Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Saran
Dalam mengambil keputusan mengenai pembelian suatu barang, kita harus memperhatikan mana kebutuhan yang penting dan jumlah uang yang kita punyai, juga menetapkan dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, Merek dan lain-lain pada saat membuat keputusan pembelian. Selain itu, menilai kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang ada
KESIMPULAN
Keputusan membeli oleh konsumen dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal maupun internal
-faktor-faktor eksternal, seperti informasi pemasaran dan lingkungan sosial budaya, faktor-faktor –faktor-faktor internal , misalnya motivasi, persepsi, pembelajaran, kepribadian, sikap dan pengalaman. Pengambilan keputusan konsumen juga dipengaruhi oleh situasi dimana proses dan perilaku beli terjadi. Situasi komunikasi, situasi pembelian, situasi penggunaan dan situasi penyingkiran produk, semuanya menentukan keputusan beli. Lingkungan fisik, lingkungan sosial, waktu, tujuan pembelian, konsumsi dan suasana hati tidak dapat diabaikan sebagai unsur-unsur yang sangat penting dalam keputusan membeli. Situasi terakhir adalah situasi-situasi tertentu yang banyak dimanfaatkan pemasar untuk mempengaruhi perilaku konsumen.
Saran
Dalam mengambil keputusan mengenai pembelian suatu barang, kita harus memperhatikan mana kebutuhan yang penting dan jumlah uang yang kita punyai, juga menetapkan dan menggunakan berbagai kriteria evaluasi termasuk harga, Merek dan lain-lain pada saat membuat keputusan pembelian. Selain itu, menilai kinerja setiap alternatif sebagai dasar evaluasi serta mengetahui dan memahami bagaimana situasi konsumen dalam menentukan pilihan dengan melihat berbagai aspek yang ada
Pembelanjaan Online
Pengertian belanja online
Belanja online merupakan proses pembelian barang/jasa oleh konsumen ke penjual real-time, tanpa pelayan dan melalui Internet. Toko virtual ini mengubah paradigm proses membeli produk/jasa dibatasi oleh tembok, pengecer atau mall. Proses tanpa batasan ini dinamakan belanja online Business-to-Consumer (B2C). Ketika pebisnis membeli dari pebisnis yang lain dinamakan belanja online Business-to-Business (B2B). Keduanya adalah bentuk e-commerce (electronic commerce). Diawali tahun 1990-an, Tim Berners-Lee dengan WWW server pertamanya, membuka penggunaannya secara komersial dan dipergunakan sebagai sistem online toko pizza, Pizza Hut. Tahun 1994, Netscape memperkenalkan enkripsi data SSL transfer online, agar belanja lebih aman. Tahun 1995, Amazon meluncurkan situs belanja online, dilanjutkan dengan eBay di tahun 1996.
Karakter Toko Online
Toko online, tersedia selama 24 jam sehari, memiliki lebih banyak konsumen yang mengakses lewat internet kapan dan di mana pun, lebih banyak menghemat BBM dan waktu. Toko online menjelaskan produk yang dijual dengan baik, melalui teks, foto dan file multimedia. Mereka juga menyediakan informasi produk, prosedur keselamatan, saran, dan cara penggunaannya, fasilitas untuk berkomentar, me-ranking itemnya, akses meninjau situs lain, fasilitas real-time menjawab pertanyaan pelanggan, sehingga mempercepat mendapat kata sepakat pembelian dari berbagai vendor pemilik toko online.
Toko Online selalu meningkatkan kinerjanya dengan menganalisa pengunjungnya sehingga mereka tahu bahwa kita ada, bagaimana dan mengapa kita datang, di mana kita melihat dan mencari produknya, melihat apa yang kita beli, dan bagian apa yang kita tidak suka, serta mengapa kita pergi tanpa membeli. Berdasarkan informasi itu, mereka mengoptimalkan diri untuk memenuhi kebutuhan pengunjungnya agar lebih baik, misalnya dengan fasilitas search box, reviews of products, personalized recommendations, dan lain-lain.
Konsumen lebih memperhatikan aspek kemudahan mendapatkan barang dan metode pembayarannya. Konsumen hanya perlu menghubungi retailer-nya, menunggu kiriman dari pos. Biasanya pengiriman dalam jumlah kecil, jauh lebih mahal dari pengiriman lebih besar, bahkan ada yang menawarkan pengiriman gratis pada pesanan yang cukup besar. Konsumen juga dapat beralih antar pemasok dan vendor tanpa mengganggu proses belanja seperti belanja konvensional.
Konsumen juga tidak perlu terganggu dengan adanya keributan suara orang belanja, musik latar, kemacetan, trolley, tempat parkir, pelayan yang tidak ramah, AC yang sangat dingin, bau menyengat, kamera di lemari ganti, dan banyak lagi.
Berikut ini adalah contoh sites toko online:
www.glodokshop.com
www.rumahoutlet.com
www.egrosir.com
www.bungarawabelong.com
plasabatik.com
www.topgolf-store.com
www.etalaseku.com
www.tanahabang.com
facebook.com
Bijaksana dalam Membeli di Toko Online
Selain menawarkan keuntungan, belanja online juga memiliki resiko sehingga kita harus mempertimbangkan:
Komputer atau telepon genggam kita harus memiliki antivirus, update perlindungan spy-ware, anti phishing, anti pharming dan fire-wall,
Jika anak-anak kita boleh belanja online, beritahukan semua hal tentangnya baik keuntungan maupun kerugiannya,
Professionalism situs tercermin dari dicantumkannya nomor telepon, alamat, e-messenger, e-mail, atau komentar orang-orang terhadap reputasi baik tidaknya toko online, jika tidak ada, patut diragukan,
Memastikan posting konsumen tidak dibagikan dengan orang lain tanpa persetujuan, terutama data KTP, No. Rekening Bank, yang tidak berhubungan dengan proses pembelian,
Adanya kebijakan tentang pengembalian yang adil dan wajar,
Dicantumkannya, jika ada, semua biaya yang tersembunyi, termasuk diskon, biaya kirim, karena mungkin barang yang sama memiliki harga yang berbeda dengan toko conventional, sehingga kita perlu cek lagi,
Adanya jaminan atau asuransi pengiriman produk, jika hilang atau rusak,
Lebih aman jika membayar dengan account paypal, namun jika menggunakan kartu kredit, pastikan URL situs memiliki tanda secure (https) serta situsnya benar-benar dikrekomendasikan oleh banyak pihak, atau jika menggunakan transfer via ATM bank, dan bukan kartu debit pastikan keamanan transfernya offline, bukan lewat web,
Menyimpan dokumen transaksi, bukti pembayaran dan bukti pengiriman barang jika ada claim dan yang berkaitan dengan tuntutan pidana nantinya,
Membersihkan data caches komputer/ponsel, jika kita menggunakan milik orang lain.
Saat ini, lebih dari separuh pengguna internet Indonesia dan di luar negeri, telah melakukan pembelian online. Jika kita termasuk yang melakukannya, pastikan kita mengetahui jaminan keamanan berbelanja. Belanja online memang memudahkan dan menghemat waktu, menghemat biaya dibandingkan belanja tradisional, jadi kalau ada yang lebih mudah dan dapat dipermudah mengapa harus mencari yang sulit. Nah, bayangkan kalau seandainya Jakarta semuanya online, pasti tidak ada kemacetan
AIDA
AIDA adalah
singkatan yang digunakan dalam pemasaran dan iklan yang menggambarkan daftar
umum peristiwa yang mungkin terjadi ketika konsumen terlibat dengan iklan.
* A - Perhatian (Kesadaran): menarik
perhatian pelanggan.
* I - Bunga: meningkatkan minat
pelanggan dengan berfokus pada dan menunjukkan keuntungan dan manfaat (bukan
berfokus pada fitur, seperti dalam iklan tradisional).
* D - Desire: meyakinkan pelanggan bahwa
mereka inginkan dan menginginkan produk atau layanan dan bahwa hal itu akan
memenuhi kebutuhan mereka.
* A - Aksi: pelanggan mengarah kepada
mengambil tindakan dan / atau pembelian.
Menggunakan sistem seperti ini memberikan satu pemahaman
umum tentang bagaimana target pasar secara efektif. Pindah dari langkah ke
langkah, seseorang kehilangan beberapa persen dari prospek.
Istilah dan pendekatan biasanya dikaitkan dengan iklan
Amerika dan pelopor penjualan, E. St Elmo Lewis. Dalam salah satu publikasi
pada iklan, Lewis didalilkan setidaknya tiga prinsip yang iklan harus sesuai:
Misi dari iklan
adalah untuk menarik pembaca, sehingga ia akan melihat iklan dan mulai
membacanya, kemudian menarik baginya, sehingga ia akan terus membacanya,
kemudian untuk meyakinkan dia, sehingga ketika ia telah membaca itu ia akan
percaya. Jika iklan berisi tiga kualitas keberhasilan, itu adalah iklan yang
sukses .
Menurut FG Coolsen, "Lewis mengembangkan diskusi
prinsip salinan pada rumus bahwa salinan yang baik harus menarik perhatian,
membangkitkan minat, dan menciptakan keyakinan." [2] Bahkan, rumus dengan
tiga langkah muncul secara anonim dalam, 9 Februari 1898 . isu Ink Printers ':
"Misi iklan adalah untuk menjual barang Untuk melakukan hal ini, ia harus
menarik perhatian, tentu saja, tapi menarik perhatian adalah hanya detil
tambahan Pengumuman harus berisi materi yang akan menarik dan meyakinkan
setelah. perhatian telah menarik ".
Pentingnya menarik perhatian pembaca sebagai langkah pertama
dalam menulis copy diakui di awal literatur iklan seperti yang ditunjukkan oleh
Handbook untuk Pengiklan dan Panduan Beriklan:
Kata-kata pertama
selalu dicetak di ibukota, untuk menangkap mata, dan penting bahwa mereka harus
seperti akan cenderung untuk menangkap perhatian orang-orang kepada siapa
mereka ditangani, dan mendorong mereka untuk membaca lebih lanjut.
Sebuah pendahulu untuk Lewis adalah Joseph Addison Richards
(1859-1928), seorang agen periklanan dari New York City yang menggantikan
ayahnya ke arah salah satu biro iklan tertua di Amerika Serikat. Pada tahun
1893, Richards menulis sebuah iklan untuk bisnis yang mengandung hampir semua
langkah-langkah dari model AIDA, tetapi tanpa hirarki memerintahkan
masing-masing elemen:
Bagaimana untuk
menarik perhatian pada apa yang dikatakan dalam iklan Anda, bagaimana untuk
menahannya sampai berita diceritakan, bagaimana untuk menginspirasi kepercayaan
dalam kebenaran apa yang Anda katakan, bagaimana untuk membasahi selera untuk
informasi lebih lanjut, bagaimana untuk membuat informasi yang memperkuat kesan
pertama dan menyebabkan pembelian, bagaimana melakukan semua ini, - Ah, itu
mengatakan, berita bisnis mengatakan, dan itu bisnis saya .
Antara Desember 1899 dan Februari 1900, Karpet Bissell
Perusahaan Sweeper menyelenggarakan kontes untuk iklan ditulis terbaik. Fred
Macey, ketua Fred Macey Co di Grand Rapids (Michigan), yang dianggap ahli
periklanan pada waktu itu, ditugaskan tugas untuk memeriksa pengiriman ke
perusahaan. Dalam tiba pada suatu keputusan, ia menganggap antara lain setiap
iklan di hormat berikut:
1 Iklan harus
menerima "Perhatian," 2d. Memiliki perhatian yang harus membuat
"Bunga," 3d. Memiliki minat pembaca harus menciptakan "Keinginan
untuk membeli," 4. Setelah menciptakan keinginan untuk membelinya harus
membantu "Keputusan".
Contoh pertama yang diterbitkan atas konsep umum,
bagaimanapun, adalah dalam sebuah artikel oleh Frank Hutchinson Dukesmith pada
tahun 1904. Empat Dukesmith ini adalah langkah perhatian, minat, keinginan, dan
keyakinan. Contoh pertama dari singkatan
AIDA berada di sebuah artikel oleh CP Russell pada tahun 1921 di mana ia
menulis:
Cara mudah untuk
mengingat rumus ini adalah untuk memanggil dalam "hukum asosiasi,"
yang merupakan handal tua diantara alat bantu memori. Perlu dicatat bahwa,
membaca ke bawah, huruf pertama dari kata-kata mantra opera Ketika Anda memulai
surat "Aida.", Kemudian, mengatakan "Aida" untuk diri
sendiri dan Anda tidak akan pergi jauh salah, setidaknya sejauh sebagai bentuk
surat yang bersangkutan.
[Sunting] Pengembangan Baru
Kemudian versi teori telah mengedit langkah AIDA. fase baru
seperti kepuasan (Aidas) dan kepercayaan (AIDCAS) telah ditambahkan.
* S - Kepuasan - memuaskan pelanggan
sehingga mereka menjadi pelanggan berulang dan memberikan arahan untuk produk.
Salah satu modifikasi yang signifikan dari model adalah
pengurangan untuk tiga langkah (CAB) [11]:
* Kognisi (Kesadaran atau belajar)
* Mempengaruhi (Feeling, bunga atau
keinginan)
* Perilaku (Aksi).
Seiring dengan perkembangan ini datang pandangan yang lebih
fleksibel dari urutan langkah-langkah yang diambil, menunjukkan bahwa
pengaturan yang berbeda dari model mungkin terbukti lebih efektif untuk
berbagai konsumen produk-hubungan.
Selain itu, sebagai ahli telah meneliti teori ini praktek
lebih pasti dan teori telah dikembangkan termasuk TIREA tersebut skala yang
berfokus pada mogok proses pengambilan keputusan menjadi komponen-komponen
lebih jelas. Setiap langkah berfokus pada perjalanan progresif melalui proses
pengambilan keputusan.
* T - Pemikiran
* I - Bunga
(Desire)
* R - Risiko (Evaluasi)
* E - Engagement
* A - Aksi
Bagian Pemikiran
dari proses pengambilan keputusan dapat terjadi secara acak dan dirangsang oleh
berbagai rangsangan, tetapi menghasilkan sedikit tidak ada perhatian oleh
seorang individu. Ini hanya menciptakan kesadaran sesuatu tapi menghasilkan
sedikit atau tidak tertarik. Mirip dengan melihat makanan setelah satu telah
menjadi penuh setelah makan ... seseorang mungkin menyadari makanan yang ada
tapi ada sedikit kebutuhan atau kepentingan dalam memperoleh hal itu.
Bunga terjadi
ketika seseorang ingin atau membutuhkan sesuatu - kelaparan adalah contoh.
Tingkat bunga (atau keinginan) meningkat sebagai kelaparan dan atau keinginan
dan keinginan meningkat.
Risiko dan evaluasi itu
terjadi sebagai peningkatan suku. Seseorang mungkin menginginkan steak tapi
menahan mendapatkan itu karena biaya, atau alasan lain (seperti masalah
kesehatan yang terkait, dll)
Engagement -
Sebuah respon emosional ketika Bunga dan Keinginan melebihi Risiko.
Aksi - Sebuah
respon fisik untuk memperoleh apa yang diinginkan dan keinginan dan bersedia
menanggung risiko dan / atau biaya dalam memperoleh hal itu.
Karakter Blake dalam film
Glengarry Glenn Ross oleh David Mamet membuat referensi penting untuk AIDA. Sebuah
perbedaan kecil di sini adalah bahwa D dalam pembicaraan motivasi Blake
didefinisikan sebagai keputusan yang bukan keinginan, mungkin menyiratkan bahwa
langkah ketiga tidak hanya imbues pelanggan dengan kerinduan produk tetapi juga
bersedia untuk berkomitmen positif terhadap pembelian.
Langganan:
Postingan (Atom)